Westlife World

Westlife For Now and Forever

Westlife For Now and Forever

Sabtu, 04 Agustus 2012

Puzzle Of My Heart *Part 5*


Maaf ya vakum lama bangeeet untuk part 5 nyaaa :( saya sibuk jadi harus curi2 waktu buat nulis, tapi akan selesai kok ;) so lets enjoyed my story!

#5

   Untuk hari ini sang surya enggan untuk menampakkan dirinya. Seolah sedang beristirahat sejenak dari kegalauan. Cuaca agak sedikit mendung, angin yang berhembus kencang berupaya untuk menerbangkan payung yang sedang kugunakan. Aku yang berjalan sendirian ditemani dinginnya hari dan beratnya buku. Kurasa, flu kembali hadir tanpa izin ku dulu. Wajahku kini pasrah menyambut datangnya demam dan flu yang telah lama kuhindari. Gairah hidup untuk saat ini tiba-tiba menguap dengan sendirinya. Payung yang kupegang seperti memelas untuk dilepaskan. Tanpa sadar, kulempar payung itu tanpa memperdulikan diriku sendiri.

   Sepulang les tambahan di sekolah yang membuat kepalaku sedikit atau mungkin sangat mumet, ditambah kembali ke rumah tanpa jemputan pak Kevin atau Dad alias naik taxi atau malah jalan kaki! Tak kuhiraukan dering hp agar aku tetap berkonsentrasi mencari tumpangan pulang. Sangat gila jika aku harus berjalan kaki sampai rumah! Dari arah belakang, sebuah mobil melaju kencang. Aku sadar, posisiku saat ini tidak jauh dari genangan air hujan berwarna coklat. Sangat menjijikkan! Namun, kaki ini sudah tak mampu lagi menghindar. Dan alhasil………………. Ceeeeeesss! OH MY GOD! Rasanya seperti terguyur chocolate ice dicampur pupuk urea! Tanpa sengaja, aku bersin sebanyak 5 kali! Tidak tau apakah flu ku bertambah berat atau air beceknya masuk ke dalam organ tubuh (read: nose). Kulihat mobil itu berhenti tak jauh dari tempatku berdiri sedang meratap tak jelas. Seseorang turun dari mobil membawa dua buah payung yang satunya telah dipakainya.

   “Sorry, it’s my fault!” ucapnya mencoba memperlihatkan wajahnya padaku yang tertutup payung. Dia memberikan satu payungnya padaku dengan sedikit memaksa. “Cepat ambil ini! Dan masuklah ke mobilku.”
Tanpa suara, dia membantu membawa buku ku yang terjatuh nyaris rusak gara-gara terkena air hujan. Aku segera masuk ke mobilnya. Setelah selamat dari bencana “tidak pulang ke rumah”, aku mengambil tisu untuk membersihkan sisa-sisa kotornya air tadi. Untuk saat ini kurasa dia menjelma menjadi “Angel” yang mencoba menolong seorang perempuan malang dipinggir jalanan yang kotor dilengkapi make-up lumpur seperti ikan lele raksasa. Tak lama kemudian, si “Angle” itu masuk ke mobil dengan susah payah sambil menggendong bukuku yang lumayan berat. Wajahnya tak terlihat karena tertutupi topi yang sedang dipakai. Aku mencoba mengambil tisu untuk membersihkan kotoran yang masih menempel di pakaianku seolah telah lekat tak mau pergi.

   Ketika aku masih fokus untuk bersih-bersih, ternyata mobil sudah melaju menembus derasnya hujan dan kencangnya angin. Disaat tanganku ingin mengambil beberapa lembar tisu, tanpa sadar kotak tisu telah kosong melompong! Tisunya telah lenyap masuk ke dalam tempat sampah berukuran kecil di samping kaki ku! Ya Tuhaaaan!!!
“Butuh tisu lagi? Nih.” Sodor orang itu. Dari arah samping, sepertinya aku kenal bentuk hidung dan bibirnya, hehe. Sepertinya aku pernah bertemu sebelumnya. Namun, aku sangat bodoh telah melupakan namanya. Hidungnya yang mancung, dan bibirnya yang tipis melayang-layang dipikiran ku. Otakku mencoba mengingat siapa dia.
“Err, sepertinya aku mengenalmu.” Aku memancing percakapan lebih dulu. Kacang kacang kacaaaaaangggggg….! Dia hanya diam menikmati indahnya gerimis yang mulai mereda. Baiklah, sepertinya aku yang harus menahan rasa penasaranku dengan menutup mulut.
“Jangan manyun dong, jelek!” tiba-tiba dia menyeletuk. Apaa?? Manyun?? Jeleek?? Ternyata dia masih memperhatikanku *cieilaah* buktinya dia tau aku tetap cantik walau berlumutan eh berlumuran! Aku hanya diam seolah balik mengacangi pernyataannya tadi.

   “Kita memang pernah bertemu. Seingatku dua kali, semoga benar.” timpalnya. Dua kali? Wait for a moment…. Ya ya! Aku baru ingat! Dia yang mengantarku pulang ke rumah setelah MOS dan kita juga pernah bertemu di toilet Foodcourt.
“Shane ?” dengan ragu-ragu aku mencoba menatap wajahnya. BERHASIL! Kini dia memalingkan wajahnya padaku. Dan benar! aku ingat wajahnya, aku tau siapa dia. Lagi dan lagi, dia hanya tersenyum tipis dan kembali menatap jalanan yang licin.
“Emm, benarkah?” aku mencoba memastikan agar hal memalukan tidak terulang untuk yang kedua atau kesekian kalinya.
“Ya, kamu benar. Aku Shane Filan. Secepat itukah melupakan nama ku?” pertanyaanya membuatku terpojokkan. Ya, aku hanya gadis yang sebelumnya tak pernah mau kenal seorang lelaki. Bahkan namanya saja lupa walau sudah melihat wajahnya. Tetapi, kali ini beda.
“Mungkin, otakku yang hampir meletus ini tak mampu untuk mengingat namamu dengan cepat.” Aku mencoba beralih.

***
   “Happy Sunday day, dear!” sapa dad ketika aku baru sampai di ruang makan.
“You too, dad.” Sepertinya dengan sepotong roti gandum dan coklat panas dapat meringankan flu ku ini. Kali ini aku harus menahan emosi yang tidak tahan mendengar kicauan Koa. “Ai hap a dleeem, a song to siingg, to hep mi cop, wit aniting.” Ceracau nya. Mom yang melihat gelagatku agak risih mendengar Koa, berusaha mendiamkannya agar aku tetap nyaman. Tapi apa boleh buat, namanya anak kecil ya mau sampai kiamat pun gak bakalan didengerin!
“Arrrghhhh!! Koa!! YOU CAN STOP??!! DON’T DISTRUB ME!” akhirnya aku meledak. Aku benar-benar marah padanya. Saat itu, aku tak peduli dengan reaksi dad dan mom. Aku berlari sambil membawa sarapanku yang masih utuh ke kamar di lantai atas.

   “Benar-benar pagi yang menyebalkan!” gerutuku. Secara bersamaan, dering hp mengiringi kekesalanku. Tertera nama Nicole memanggil. Mau tak mau, harus kuangkat.

*Via Hp
Nicole  : Morning, Chisel. How about your life?
Me       : Iam so bad, now.
Nicole  : Really? Are you sick?
Me       : Yes. only a slight fever and flu.
Nicole  : Oh, sorry. if you're not sick, I want to take you to the boutique.
Me       : For what?? The party??
Nicole  : Maybe, so how?
Me       : Okay, I'm coming with you.
Nicole  : Is it true? I'm glad to hear it. I'll pick you up at 3 pm.

Sebenarnya, sangatlah buruk jika aku harus keluar dengan kondisi yang tak memungkinkan. Namun demi sahabatku, kuiyakan saja ajakannya walau berat.
***
At 2 pm.

   Tok tok tok…. Seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku mempersilahkan si pengetuk pintu itu untuk masuk sambil mencoba bangun dari istirahat siangku. Ternyata mom. Seperti biasa, wajahnya selalu dihiasi senyum yang sangat indah!
“Dear, mom know you're sick. But, can you keep control of your emotions to your little brother?” Tanya mom. Aku hanya terdiam. Aku mencoba mengingat apa yang telah kukatakan pada Koa tadi. Mungkin sangat kasar. Mom mendehem beberapa kali sehingga membuatku terpaksa menjawabnya.
“sorry, mom. I know, I was wrong. I will apologize to Koa.”
Mom tersenyum mendengar ucapanku barusan. Tanpa diduga, Koa muncul di depan pintu. Aku hanya mengangkat alis sambil berkata,
“If you are truly my brother, come here.” Ku lihat senyum Koa merekah. Dia memelukku sambil meminta maaf dengan gaya cadelnya.
“Iam sorry, my lovely sister. I promise I will not disturb you again”  

    Tampak hp ku kembali bergetar. Koa segera mengambil nya untukku. Tanpa sadar, dia membaca si pemanggil, “Bryan McFadden.” Ucapnya polos. Beruntung, mom sudah keluar.
“KOA! Please do not call names. If mom heard how?”
Lagi lagi, aku harus membentak Koa. Dia terlihat ketakutan sampai menjerit seperti habis melihat sosok “Beautiful In White”.
“Maaf, Koa salah. Maapin Koa ya kak?” ucapnya memelas. Ya Tuhan, sangatlah lelah jika seperti ini. “Baiklah, pergilah mandi. Setelah itu kamu boleh ke sini lagi.”
Segera kuangkat telepon dari Bry dengan mata sayu dan mulut yang kering. Ternyata Bryan mengajakku pergi menemaninya ke bandara menjemput neneknya. Akhir-akhir ini aku dan Bryan memang dekat. Entah mengapa itu bisa terjadi. But we're just friends. Tanpa sadar aku iyakan ajakannya karena dia mendesakku harus cepat-cepat. Alhasil, setelah kututup telepon darinya, dengan berlari aku langsung ngacir ke kamar mandi dan berhasil terjatuh! Gedebuuukdungcesss!!!
“Apa yang terjadi, dear?” teriak Mom dari luar kamar.
“Tidak ada apa-apa mom.”
 
   Ketika aku sudah bersiap pergi, sebuah pesan dari Nicole masuk. Ya Tuhaaan!! Mengapa aku bisa lupa??!! Janji pada Nicole sekarang telah kuabaikan! Aargggghhh!! Sekarang apa yang harus kulakukan sedangkan Bryan sudah menunggu di depan gerbang?! Iam so stupid stupid stupiddd!! Stupid girl! Dengan wajah cemas, aku masuk ke mobil Bryan sehingga membuat Bryan mengangkat alisnya.
“Are you okay?” aku hanya menganggukkan kepala tanpa bersuara sedikitpun. Ohh Nicole, so sorry.. iam sorry. Sesampainya di bandara yang membutuhkan waktu tiga puluh menit, akhirnya aku dan Bryan bertemu dengan neneknya yang kebetulan sudah menunggu. Bryan memeluk neneknya dengan gembira. Rindu sang cucu dengan neneknya terobati.
“Who are you? Bryan girlfriend?” pertanyaan si omma membuat aku dan Bry salting (read: salah tingkah). Aku dan Bryan dengan cepat menjawab, “BUKAN!” si Omma hanya tertawa kecil. Sungguh aneh. Tiba-tiba, pipi Bry merah padam. Aku hanya mendelik melihatnya seperti itu. Ketika kami sampai di mobil, omma meminta untuk lunch sebentar. Aku dan Bry mengiyakan. Ternyata, omma itu sangatlah baik. Selama diperjalanan aku suka sekali bercerita dengannya. Hehehe…

@Paparaze Town

   Ketika lunch, omma memilih makan di meja terpisah dan akhirnya aku semeja dengan Bryan. Saat itu wajahku memang sangat-sangat-sangaaat BETE! Aku bersin berkali-kali. Sehingga Bryan terlihat menahan tawanya sambil menyodorkan tisu padaku. Aku hanya memanyunkan mulut seolah tidak terima ejekkan Bryan. Beberapa waktu kemudain, setelah kami selesai makan, dan Bryan sedang membayar bill nya, seseorang di belakang menepuk pundakku.
“Whatt??? Jadi ini yang kamu lakukan. Tadinya aku sangat senang bia pergi shopping bersamamu. Namun, sayangnya rasa itu tiba-tiba pergi dan aku sangat kecewa, Shel! Jika kamu memang tidak ingin pergi seharusnya kembali menghubungiku tanpa aku harus menunggu lama! Aku tau, kamu pasti lebih memilih Bryan dari pada sahabatmu sendiri. Ingat, jangan pernah hubungi aku lagi!” Ternyata dugaanku benar. Nicole! Dia benar-benar marah. Dan aku memang sepantasnya mendapatkan hal itu. Dengan wajah sayu, aku mencoba menahannya untuk meminta maaf dan menjelaskan semuanya. Namun, Nicole sudah keburu pergi entah ke mana.

   “Chisel, ada apa?” Bryan dengan terburu-buru menjumpaiku di sudut parkiran. Sepertinya Omma sudah masuk ke mobil.
“Chisel, cepat jelaskan. Mengapa menangis? Ada apa? Sepertinya tadi aku melihat Nicole menjumpaimu? Benarkah?” pertanyaan Bryan yang beruntun membuatku semakin gundah. “Sudahlah, Bry. ini masalah ku. Privacy ku. Sebaiknya kita segera ke mobil. Aku takut Omma menunggu terlalu lama. Aku jalan lebih dulu dari Bryan yang semakin linglung akan kejadian tadi.
***
    Dengan tergesa-gesa aku meletakkan tas di meja. Ku lihat, tas Nicole ada di seberang sana. Ya Tuhan, ku rasa Nicole masih benar-benar marah. Sampai-sampai dia rela pindah. Tiba-tiba Nicole ada di depan pintu, sepertinya ingin mengambil sesuatu. Namun, ketika dia melihatku, dia segera berlari mencoba menghindar. Tanpa ba-bi-bu-be-bo aku menyusulnya sampai menabrak seseorang di depan dengan siku ku. “NICOOOOOOOOOOOLLLLEEE! Wait!” aku berteriak di setiap koridor kelas yang kulewati, seperti orang gila. Biarlah, demi Nicole aku rela. Tapi percuma, Nicole berhasil menghilang tanpa jejak.
***
Loh loh lohhh… ada apa lagi nih antara dua sahabat itu? Chisel dan Nicole. Kok Nicole nyebut-nyebut nama Bryan ya? Hayoo, penasarankan… ikutin terus ya ceritanya. Par 6 menyusul, babaayyy ;)

Thanks before, Bella.





6 komentar:

  1. Prok prok prok...

    Keren banget lohh, de'.. :)

    BalasHapus
  2. jadi cinta segitiga nih,, ihh.. jadiin film bagus yah kayaknya ... keren kk ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwk bukan segitiga, nanti kamu pasti tau kok ;) atapi segiempat hahaha

      Hapus
  3. Standing Applause dhe,,, KK merasa terbawa kedalam cerita,,, sayangnya endingnya tergantung ada apa dengan Bryan,Chisel dan Shane??

    BalasHapus
    Balasan
    1. awwww :3 thanks kaka buat supportnya juga ;) sengaja biar pada penasaran :D hehehe

      Hapus