#2
“Alamat rumah mu di
mana?” Tanya nya pada ku tanpa menoleh sedikitpun. Sepertinya sangat serius
memperhatikan jalan. Ya iyalah, kalau nabrak gimana??? Yang ada berabe! -_-
“Di O’Connel
Street , nomor 8b.” Jawabku sambil memperhatikan
layar hp.
“Bisakah menolongku memberitahu jam berapa sekarang?”
tanyanya kembali dengan posisi tidak berubah. Aku merasa, dia berbicara pada
kaca mobil di depannya. “Tepat pukul 6 sore.” Jawabku datar. Selama di dalam
mobil, aku hanya menghabiskan waktu mengoceh dalam hati. Apa tidak, sedari tadi
dia nya diam saja. Seperti robot yang sedang dehidrasi di kutub utara. Mana AC
mobilnya sangat dingin lagi! Setelah beberapa menit, kulihat dia ingin membuka
mulut. Aku kira ingin mencairkan suasana, ternyata………… malah MENGUAP! Ya
Tuhaaann!!
“Ehm, nama mu
siapa? Apa tidak kenal dengan wajahku, heh?” Tanya nya tiba-tiba membuatku yang
menahan kantuk menjadi terkejut. “Aku, ehhmm, Chisela Misery. Cukup panggil
Chisel. Bertemu denganmu saja tidak pernah. Bagaimana bisa kenal!” ucapku
sedikit linglung mencoba menebak apa maksud perkataanya tadi.
“Oooh, Chisel. Baiklah, jika memang benar-benar tidak
mengenalku, namaku…………” tiba-tiba Hpnya berdering. Sepertinya ada pesan masuk
yang membuatnya menghentikan pembicaraan sejenak.
#via Message
From: Bryan
Hei, elo ke mana
aja sih? Gue abis dari rumah lo nih! Sepi amat kayak kuburan! Si Mark ngajakin
ketemuan tuh di Carlton
Café. Pokoknya, lo harus datang sebelum jam 7. thanks.
“Ehh, sorry Shel, aku harus buru-buru nih. Ada acara lagi. Rumah mu di mana tadi? Oh iya
iya, di situ, aku ingat!” sergah nya seperti orang labil. Aku hanya
mengernyitkan kening mencoba mencerna kata-katanya tadi.
“ Oh iya, sekarang siapin kantong plastik aja deh, siapa tau
aja butuh. Pakai sabuk pengaman juga ya.” Ucapnya kembali.
“Ini orang kenapa sih? Dari tadi kayak orang labil.” Kesalku
dalam hati.
Ternyata benar apa
yang dibilangnya tadi, sekarang aku terkapar mirip ikan terdampar. Beruntung,
aku tidak mengeluarkan isi perut alias muntah gara-gara dia ngebut! So
crazyyyyyyyyyy!!! Kecepatannya nyaris mencapai 160 km/jam! “Bisa kah tanpa ngebut???”
teriakku sangat panik. “
“Sorry, aku punya janji sebelum jam 7. jadi, sangat terpaksa
harus begini.” Katanya datar.
***
Aku menghela napas,
mencoba kembali menghirup oksigen. Keadaan ku agak drop, gara-gara tadi.
Sebelum turun, aku mengucapkan terimakasih padanya sambil mencoba tersenyum
tipis.
“You’re welcome. Maaf, jika tadi membuatmu takut dan pusing.
Tapi waktuku mepet banget! Oke, aku langsung balik ya. Bye.” Sahutnya bernada
minta maaf atas kejadian tadi. Di depan pintu gerbang, terlihat daddy berdiri
seperti pak satpam penjaga rumahku. Masih terlihat rapi memakai jas kantornya
pertanda mungkin daddy juga baru balik.
“Hei, dear. Maaf ya, dad benar-benar tidak bisa jemput kamu.
Oh iya, tadi dad lihat kamu diantar ya? Sama siapa?” pertanyaan dad menggantung
membuatku terdiam sejenak. Oh iya, aku tidak tahu siapa nama orang itu!
“It’s okay dad. Tadi kakak kelas yang nganterin aku. Cuma
lupa siapa namanya.” Aku menjawab sambil cengar-cengir.
“Dad, aku lelah sekali. Aku duluan masuk ya dad. Good nite.”
Ucapku meninggalkan daddy yang berbalik arah menuju garasi mobil.
***
@Carlton Café
Di barisan meja
nomor lima berbentuk bundar, sudah ada Nicky, Mark, dan Bryan yang sedang
menunggu satu orang teman mereka lagi. Sekitar sepuluh menit kemudian,
tiba-tiba muncul seseorang mengenakan baju kasual dan topi berwarna biru tua.
“Ini dia orangnya. Dari tadi ditunggu akhirnya muncul juga.
Dari mana aja sih lo, Shane?” cerocos Bryan mirip emak-emak yang keilangan anak
-_-
“Ya elah, c’mon Bry, santai aja. Lo juga baru nyampe. Cuma
dua menit lebih dulu.” Sergah Nicky disambut cekikikan Mark. Bryan hanya
memanyunkan bibirnya seolah tidak terima apa yang dibilang Nicky.
“Sorry, guys! Tadi abis nganterin seseorang. Jadi agak
telat. Untung rumahnya gak terlalu jauh dari sini.” Ucap Shane sambil duduk.
“Seseorang atau gebetan baru?? Wkwkwk” goda Mark yang
membuat Shane salah tingkah. “Sok tau, lo Mark!” bela Shane mencoba memperbaiki
sikapnya. “Emang ada apaan sih? Sepertinya penting banget?” lanjut Shane. “Gak
terlalu penting sih, Cuma pengen ngumpul-ngumpul aja. Gue kangen saat-saat
seperti ini.” Jelas Mark mulai puitis. Shane memalingkan wajahnya menghadap
Bryan. “Sorry, bro! Gue cuma iseng doang.” Sahut Bryan dengan muka jail. “Ya
Tuhaaan.. parah lu Bry! Seenggaknya gue enggak harus negbut sampai-sampai buat
anak orang jantungan.” Sesal Shane mengingat kejadian lalu. “Emang, negbut
sampai kecepatan berapa?” Tanya Nicky yang mulai tertarik dengan ucapan Shane
tadi.
“ehmm, nyaris 160 km/jam.”
Mark yang sedang minum cappuccino late hampir tersedak
mendengarnya. “Apa? 160?? Amazing ! Kalau gue sih palingan udah muntah. Hebat
banget itu orang yang lo anter.”
“Iya, cuma gue kasian aja. Tadi mukanya pucat banget.” Sesal
Shane, mendalam.
Setelah melewati satu jam melepas rasa rindu bersama, Shane
yang sedari tadi risau izin pamit.
“Guys, gue balik duluan ya. Capek nih, besok ada pelajaran
IPU lagi!” ucap Shane yang dari kecil memang gak suka pelajaran IPU. “Oke,
perlu gue anter gak? Sekalian nebus kesalahn gue tadi.” Tawar Bryan yang mulai
merasa bersalah. Memang sih, dia itu jarang banget jailin Shane. Jadi, agak
gimana gitu. “Gak papa kok, Bry. Cuma gue gak mau ini terulang lagi. Intinya
kasian yang gue anter tadi.” Sahut Shane ramah.
“Tunggu! Yang lo anter cewek apa cowok???” Tanya Nicky.
“Cewek.”
“Ya udah, gue balik ya. Nite, guys!” Shane berjalan agak
lunglai. Sebenarnya dia tidak lelah, hanya kepikiran tentang si cewek tadi yang
dia antarin. Soalnya, Shane jarang banget ngebut seperti tadi.
“Semoga besok gue ketemu Chisel.” Harap Shane dalam hati.
***
Nah, sudah tau kan siapa yang ngaterin Chisel? Sekarang,
Shane nya yang galau gara-gara Bryan tadi. -_-“ Terus, apa sih yang mau
dilakukan Shane esoknya sampai-sampai berharap bakal ketemu Chisel?
Ikutin aja ya cerita selanjutnya, Part 3 menyusuuuuuuuuuuul
;)
Thanks Before, Bella.
kereen kaka Kira Mark...
BalasHapushehehe, salah tebak ya kak =) thanks :D
Hapuskereeeen abissss....
Hapushehe, thank you kak :) ada saran???
Hapus